4. Implikasi
manajerial
Dalam pengambilan keputusan dibidang manajerial,
seorang pemimpin harus memperhatikan segala aspek yang melatarbelakangi sebuah
permasalahan yang harus diberikan jalan keluar. Ketrampilan seorang pemimpin
dalam hal ini harus selalu diasah karena permasalahan yang muncul akan semakin
kompleks dan semakin membutuhkan pertimbangan yang matang. Dibutuhkan
kebijaksanaan dalam mengambil keputusan-keputusan penting, tetapi resiko dari
keputusan yang telah diambilpun harus bisa diterima oleh semua kalangan. Oleh
karena itu penting untuk seorang pemimpin memperhatikan detail dari semua aspek
yang ada, sebisa mungkin sebuah keputusan harus diambil untuk kebaikan dan
keadilan semuanya.
Teori Managerial Grid
Teori dikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jane S. Mouton yang membedakan
dua dimensi dalam kepemimpinan, yaitu “concern for people” dan “concern for
production”. Pada dasarnya teori managerial grid ini mengenal lima gaya
kepemimpinan yang didasarkan atas dua aspek tersebut, yaitu :
1. Improvised artinya pemimpin menggunakan usaha yang paling sedikit
untuk menyelesaikan tugas tertentu dan hal ini dianggap cukup untuk
mempertahankan organisasi.
2. Country Club artinya kepemimpinann didasarkan kepada hubungan
informal antara individu artinya perhatian akan kebutuhan individu dengan
persahabatan dan menimbulkan suasana organisasi dan tempo kerja yang nyaman dan
ramah.
3. Team yaitu kepemimpinan yang didasarkan bahwa keberhasilan suatu
organisasi tergantung kepada hasil kerja sejumlah individu yang penuh dengan
pengabdian dan komitmen. Tekanan untama terletak pada kepemimpinan kelompok
yang satu sama lain saling memerlukan. Dasar dari kepemimpinan kelompok ini
adalah kepercayaan dan penghargaan.
4. Task artinya pemimpin memandang efisiensi kerja sebagai factor utama
keberhasilan organisasi. Penampilan terletak pada penampilan individu dalam
organisasi.
5. Midle Road artinya kepemimpinan yang menekankan pada tingkat
keseimbangan antara tugas dan hubungan manusiawi , dengan kata lain kinerja
organisasi yang mencukupi dimungkinkan melalui penyeimbangan kebutuhan untuk
bekerja dengan memelihara moral individu pada tingkat yang memuaskan.
Komunikasi Organisasi
Dalam system komunikasi organisasi, partisipatif telah menggunakan
komunikasi dua arah, yaitu system atau pola komunikasi yang akan menghasilkan
umpan balik secara langsung dari komunikan untuk dijadikan evaluasi. Pemimpin
akan sering berkomunikasi dengan bawahan dalam merumuskan hal-hal yang dapat
dirumuskan dengan bawahan. Hal ini menunjukkan bahwa komuniksai harus berfungsi
juga sebagai persuatif dan regulative. Kepemimpinan situasional memungkinkan
seorang pemimpin melaksanakan kepemimpinannya sesuai dengan kondisi yang
terjadi. Untuk komunikasi satu arah seperti Telling, mengharuskan pemimpin
untuk lebih banyak mengarahkan, hal ini dilakukan agar tugas yang dilaksanakan
sesuai dengan alur atau tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi satu arah akan
mengalami kesulitan dalam menerima umpan balik sebagai evaluasi bagi
organisasi. Terkadang dengan komunikasi satu arah, kondisi kerja akan terasa
kaku karena bersifat formal.
Dalam kepemimpinan situsional yang dikembangkan menjadi empat bagian,
membutuhkan komunikasi karena pada dasarnya kepemimpinan mempengaruhi orang.
Dalam kepemimpinn ini, Delegating dengan tugas dan perilaku yang rendah menjdi
aspek yang paling disukai apabila bawahan memiliki tingkat kesiapan yang
tinggi, karena ada kebebasan dan kepercayaan dari pemimpin untuk
berpartisipasi.
Dalam
manajemen terdapat 2 implikasi yaitu :
1. Implikasi prosedural meliputi tata
cara analisis, pilihan representasi,
perencanaan kerja dan formulasi kebijakan.
2. implikasi kebijakan meliputi sifat
substantif, perkiraan ke depan dan
perumusan tindakan.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar